Antusiasme publik figur dari berbagai profesi untuk bergabung di Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan mendaftar sebagai calon anggota legislatif Pemilu 2019 bisa dibilang cukup tinggi.

Setelah musisi Giring “Nidji”, mantan judoka nasional peraih tiga medali emas diajang internasional, Peter Salim, terkahir aktivis Nahdlatul Ulama (NU) Mohamad Guntur Romli resmi menjadi caleg PSI.

“Saya masuk politik karena ingin lebih bermanfaat lebih banyak lagi bagi orang banyak. Politik adalah perjuangan untuk menegakkan kepentingan orang banyak,” kata Guntur dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (12/9).

Satu hal yang menjadi inspirasi Guntur untuk terjun ke dunia politik adalah ucapan Presiden Ke-4 RI Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid, red) yang berprinsip bahwa hal dasar politik adalah pekerjaan memperjuangkan nasib orang banyak.

“Itulah definisi politik yang saya yakini sebagai khittah politik,” tegas Guntur yang pernah menjadi Wakil Ketua Tanfidziyah PCI NU Mesir.

Bagi Guntur hanya sosok Gus Dur yang mengerti dan menjalani politik secara teori serta mengkombinasikan dengan kenyataan yang terjadi.

“Gus Dur sosok yang telah melakukan kerja-kerja politik baik dari jalur kultural (ormas dan masyarakat sipil independen) maupun jalur struktural (partai politik, pemerintahan dan negara),” kata Guntur.

Ketua Umum PSI, Grace Natalie dalam sambutan pada acara pendaftaran Guntur sebagai Caleg PSI di Basecamp PSI, Jln Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, mengatakan, bergabungnya Guntur akan membuat semakin banyak orang baik yang akan berjuang mengembalikan politik ke fungsinya yang mulia.

“Saya mengenal Guntur adalah seorang intelektual muda NU yang aktif memperjuangkan kebebasan beragama dan hak-hak kelompok minoritas,” katanya.

Grace menambahkan, Guntur juga seorang yang meninggikan harkat perempuan dan selalu menjadikan keluarga sebagai prioritas.

“Selamat bergabung dan berjuang bersama kami di PSI ‘bro’ Guntur Romli,” demikian Grace Natalie.

(beritahati/gunromli)