Saat Presiden Jokowi Cium Tangan Kyai
Presiden Jokowi cium tangan Kiai Sholeh Qasim, kyai, ulama, pejuang, veteran perang kemerdekaan Republik Indonesia.
Bagi Nahdliyin, khususnya di Jawa Timur tidak perlu diperkenalkan lagi siapa Kiai Sholeh Qasim, kiai sepuh yang menjadi panutan umat Islam ini.
Kiai Qosim lahir di Sidoarjo pada tahun 1930. Kiai Qosim adalah pengasuh Ponpes Bahauddin Al-Islami, Sepanjang Sidoarjo, Jawa Timur. Kiai Qosim juga Wakil Rois Syuriah PWNU Jawa Timur.
Saat perang kemerdekaan, beliau ikut mengangkat senjata menjadi anggota laskar Hizbullah tahun 1943 pimpinan KH Masykur, yang berjuang pada 10 November di Surabaya.
Meski usianya kini sudah 87 tahun, Kiai Qosim masih aktif berdakwah. Sesepuh NU Sidoarjo ini masih sering berceramah dalam berbagai pengajian.
Menurut Ahmad Zamroni Fauzan dalam siagaindonesia.com, Kiai Qosim masih hafal mars Laskar Sabilillah dan Barisan Hizbullah, “Ya Lal Wathan”. Berikut petikan tulisan Mas Zamroni Fauzan:
“Yaa lal wathon, yaa lal wathon
hubbul wathon minal iiman
walaa takun minal hirman
inhadlu ‘ahlal wathon
Indonesia biladi
anta ‘unwanul fakhoma
kullu mayya’tika yauma
thomi’ayyalqo himama”.
Mars yang membangkitkan semangat juang pasukan Barisan Hizbullah dan Laskar Sabilillah di jaman revolusi kemerdekaan. Yup, masa muda beliau dahulu adalah bagian dari kerasnya perjuangan laskar Sabilillah.
Semangat beliau waktu itu dikobarkan oleh paman-pamannya yang sudah bergabung dalam Barisan Hizbullah. Tak bisa dipungkiri, Barisan Hizbullah dan Laskar Sabilillah adalah milisi santri yang begitu hebat. Sangat ditakuti Belanda dan Jepang karena keberaniannya. Keberanian yang dilambari dengan hasil tirakat dibawah bimbingan para ulama auliya.
Dalam taushiyahnya di acara peringatan Harlah NU ke-93 di Surabaya tahun lalu (2016), Kiai Sholeh menceritakan, ulama-ulama pesantren pada jaman itu adalah manusia-manusia luar biasa dalam soal ke’aliman dan karomahnya. Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, Syaikhona Kholil, dan banyak lagi ulama yang beliau sebut adalah sosok dengan maqom derajat yang tinggi.
“Para kiai pesantren berinisiatif mendirikan NU dan berkiprah besar untuk kemerdekaan RI. Mereka adalah min auliyaa-illah, kesayangan Allah. Jika ada yang macam-macam dengan NU dan Indonesia, Gusti Allah tentu tidak akan membiarkannya”, tegas Kiai Sholeh, Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim.
Ingatan beliau dan intonasi-aksentuasi suara beliau yang begitu bernas melafalkan ayat Qur-an, hadits Rosulillah, atsar para Sahabat, dan qoul ulama salaf, tentang arti pentingnya berjuang untuk agama dan negara.”
Semoga Allah Swt melimpahkan keduanya Kiai Sholeh Qosim dan Presiden Jokowi kesehatan, kekuatan, panjang umur, untuk mengabdi pada negeri ini di wilayah masing-masing. Inilah keindahan tradisi Indonesia, Islam Indonesia. Al-Fatihah…?
(gunromli)



Terkini
- Tiga Langkah Jenius Megawati Saat Pencapresan Ganjar Pranowo
- Memilih Ganjar Pranowo, Meneruskan Jokowi Membangun Indonesia
- Ayat Al-Quran yang Sering Dipakai oleh Teroris
- Mengapa Koalisi Anies Gagal Deklarasi Pencapresan?
- Halloween: Saudi Kebarat-baratan, Indonesia Kearab-araban
- Tahun 2024, Mereka Ingin Khilafah Berdiri di Indonesia
Categories
- Berita (110)
- Santuy (5)
- Siaran Pers (31)
- Tulisan (181)
- Video Cokro TV (15)