Cara Mudah “Membunuh” Abu Janda

Permadi Arya alias Abu Janda menjadi sasaran ancaman pembunuhan. Gara-garanya Permadi Arya membuat parodi video klarifikasi, yang dianggap oleh pengancamnya sebagai plesetan terhadap video klarifikasi Bahar yang berada di Penjara Nusakambangan.

Ciri khas karya Permadi Arya adalah plesetannya, sesuai dengan nama Ustadz Abu Janda al-Boliwoody sebagai nama plesetan yang mengobitkannya di belantika permedsosan. Banyak yang mengira Abu Janda itu benar-benar ustadz, atau menganggap dirinya ustadz. Padahal Ustadz Abu Janda al-Boliwoody adalah nama plesetan dari nama seorang teroris yang mengaku sebagai Ustadz Abu Jandal al-Indunisy.

Sebagai lucu-lucuan, sekaligus olok-olokan, Permadi Arya pun memakai nama Ustadz Abu Janda al-Boliwoody (jadi kalau masih ada yang anggap Abu Janda itu ustadz, ya kamu saja yang bodoh 😂), Abu Janda juga membuat video plesetan terhadap video Abu Jandal yang menebarkan ancaman kepada TNI, Polri, Banser, Densus 88 dan Pemerintah yang menumpas jaringan terorisme di Indonesia. Kala itu video Abu Jandal viral, demikian pula video plesetan Abu Janda. Seperti halnya video Bahar yang saat ini viral, video plesetan Permadi juga viral yang berujung pada ancaman pemenggalan.

Kabarnya, Abu Jandal sudah berkalang tanah. Dia tewas setelah bertempur membela ISIS di Mosul Iraq. Setelahnya Permadi Arya tak sering lagi pakai nama Abu Janda Al Boliwoody.

Video Permadi yang kini viral, persis mengulangi seperti video plesetannya terhadap teroris ISIS itu. Saat itu, Permadi Arya juga menerima ancaman, seperti halnya sekarang. Tapi bedanya, ancaman sekarang ini ada iming-iming hadiah umroh segala. Baru kali ini saya mendengar ada pembunuhan berhadiah umroh. Pembunuhan itu batil (kriminal), sementara umroh itu haq (benar), bagaimana bisa memberikan hadiah yang haq (benar) untuk tindakan yang batil? Ini kan sama saja dengan klaim ingin menegakkan ajaran Islam (tindakan yang haq/benar) tapi dengan cara terorisme yang batil.

Di kalangan pesantren ada ungkapan plesetan untuk kelakuan yang mencampur-adukkan antara yang haq dan yang batil, atau menegakkan yang baik (ma’ruf) tapi dengan cara yang buruk (munkar) “bukan amar ma’ruf nahi munkar, tapi amar ma’ruf nyambi munkar”!

Belum lagi kalau benar ada yang berhasil membunuh Permadi, apakah akan bisa menerima dan menikmati hadiah umroh itu karena pembunuhan berencana ancamannya adalah hukuman mati, atau kalau beruntung penjara seumur hidup alias hidup membusuk dalam penjara, adakah yang tertarik memburu hadiah umroh dengan melakukan pembunuhan berencana?

Yang aneh lagi, si pengancam yang mengaku sedang ada di Kota Mekkah akan membunuh Permadi Arya kalau ke sana. Padahal Mekkah adalah Tanah Haram, Tanah Suci, jangankan membunuh manusia, membunuh hewan buruan dan menebang pohon saja diharamkan.

Daripada melakukan tindakan beresiko, saya menganjurkan cara lain untuk ‘memenggal’ Abu Janda.

Begini.

Plesetan Abu Janda itu sebab-musabab. Parodi Abu Janda itu reaksi atas suatu aksi. Kelakuan Abu Janda itu hanya asap yang muncul dari api. Asap akan berhenti kalau apinya mati.

Plesetan Abu Janda itu ada karena adanya penipuan, kejahatan, kekerasan dan terorisme yang diatasnamakan Islam. Parodi Abu Janda itu menyingkap kemunafikan yang dibungkus kesucian agama.

Islam (khususnya simbol-simbolnya) hanya dipakai untuk penipuan, kekerasan dan kepentingan pribadi serta golongannya untuk tujuan memuaskan hawa nafsunya saja. Ada kriminal yang dianggap sebagai ulama (jadi yang terjadi bukan kriminalisasi ulama, tapi ulama-isasi kriminal)–atas aksi-aksi itu muncul reaksi parodi-parodi Abu Janda.

Jadi, kalau mau Abu Janda mati, sebenarnya mudah: hentikan kelakuan penipuan, kekerasan, kejahatan dan terorisme yang menyeret-nyeret nama Islam.

Maka dengan sendirinya, Abu Janda akan sirna. Abu Janda tidak akan laku. Abu Janda akan musnah.

Demikianlah cara mudah ‘memenggal’ Abu Janda tanpa harus beresiko dihukum mati atau hidup membusuk selamanya dalam penjara.

Mohamad Guntur Romli

gunromli.com