Nasi Anjing

Sedang heboh soal nasi anjing. Pembuatnya dilaporkan ke polisi. Padahal pelapornya tdk dlm kondisi dipaksa menerima nasi itu. Seandainya yg membuat memaksakan nasi itu diterima, maka pihak yg dipaksa bisa dimaklumi sampai lapor polisi, karena pemaksaan itu.
Nasi anjing hanyalah istilah. Tdk ada unsur yang nyata dari anjing itu sendiri. Seperti halnya Nasi Kucing, yg juga tak ada unsur dari kucing. Mungkin juga seperti telor mata sapi, tak ada mata sapi atau unsur sapi di situ. Atau seperti jambu monyet, yg tak ada monyetnya di situ.
Di sini bermain persepsi. Bagi yg membuat dan menawarkan krn persepsinya anjing hewan setia, sprt halnya kucing yang jadi sahabat manusia, meskipun katanya nasi kucing itu seperti porsi makanan untuk kucing, sedikit dan ada terinya (sekaligus sambal, padahal kucing tdk makan sambal, dan kucing kalau diberi ikan asin, bulunya akan rontok dan bisa bulukan).
Persepsi lain, anjing adalah hewan najis. Ini yg dipahami madzhab fikih mayoritas umat Islam di Indonesia yg tak bisa dipungkiri. Tapi di antara madzhab empat (Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali), madzhab Maliki tak menganggap anjing sebagai hewan najis. Meski bagi Maliki kalau dijilat anjing tetap dibasuh 7 kali salah satunya dgn tanah. Bagi Maliki tdk ada ayat & hadits Nabi yg menyebutkan dgn jelas kalau anjing sbg hewan najis, yg ada kalau dijilat anjing basuh 7 kali salah satunya dgn tanah. Mengapa? Itulah tuntunan Rasul yg harus diikuti yg tak perlu diketahui alasannya (ta’abbudi). Makanya bagi Maliki basuhan 7 kali itu hanya khusus jilatan anjing. Kalau seandainya ada anjing yg hanya menjulurkan lidahnya, menyentuh sesuatu tapi tidak menggerakkan lidah seperti menjilat, tak perlu dibasuh 7 kali.
Kalau anjing sbagai hewan setia, tak perlu saya jelaskan lagi di sini. Silakan baca kisah Sahabat Gua (Ashhabul Kahfi) dalam Surat Al-Kahfi yg menyebutkan seekor anjing bersama mereka.
Kalau hanya beda persepsi, semestinya bisa diselesaikan dgn klarifikasi dan minta maaf. Niatnya baik tapi krn beda persepsi akhirnya ada salah paham. Nah salah paham ini bisa diselesaikan dengan saling memahami, bukan ujug-ujug lapor polisi.
Saat menyebarkan tulisan ini, saya dapat komentar menarik nan lucu dan saya setuju:
Mestinya kasih nama
RICE DOG
Biar sama dengan
HOT DOG
Baru deh pada mau
BADOG
Mohamad Guntur Romli
Tags In
Terkini
- Tiga Langkah Jenius Megawati Saat Pencapresan Ganjar Pranowo
- Memilih Ganjar Pranowo, Meneruskan Jokowi Membangun Indonesia
- Ayat Al-Quran yang Sering Dipakai oleh Teroris
- Mengapa Koalisi Anies Gagal Deklarasi Pencapresan?
- Halloween: Saudi Kebarat-baratan, Indonesia Kearab-araban
- Tahun 2024, Mereka Ingin Khilafah Berdiri di Indonesia
Categories
- Berita (110)
- Santuy (5)
- Siaran Pers (31)
- Tulisan (181)
- Video Cokro TV (15)


