1 Tahun JungKook
JungKook.
Si Kintamani. Sejak diadopsi tahun lalu, anakku memberi nama JungKook. Ini menandakan budaya populer bergeser dari Barat ke Korea.
Sebelum ini, nama anjing diambil dari artis Barat. Aku punya anjing namanya Mandy. Yang kasi nama owner lama. Mungkin dia ambil dari nama Mandy Moore pelantun lagu yang hits di zamannya ‘I Wanna be With You’. Namanya tidak aku ganti. Dari tahun 2009 sampai saat ini, namanya tetap Mandy, menjadi anjing tertua di rumah kami.
Waktu usia 3 tahun, anakku suka lagu-lagu Bruno Mars. Dia melihat aneh dan unik di tatto Bruno. Ketika ada anjing kecil, diberi nama Tatto Bruno. Panggilannya Tatto. Anjing ini campuran, bapaknya GSD (herder) ibunya Siberian Husky. Bodi si Tatto turunan bapaknya herder, tapi dia tidak bisa menggonggong, seperti ibunya Husky yang cuma melolong. Yang lucu matanya, yang kiri mata herder, yang kanan mata Husky. Flipflop.
Nah si JungKook ini–yang namanya diambil nama dari personel boy band asal Korea–leluhurnya dari Pegunungan Kintamani Bali. Anjing asli Bali, asli Indonesia, yang sudah diakui oleh Federation Cynologique Internationale (FCI), sebuah persekutuan yang memeriksa silsilah nasab asu di dunia.
Nah FCI menyebut Anjing Kintamani sebagai anjing ras asli Indonesia. Artinya, Anjing Kintamani bukan keturunan dari anjing luar (baik asing atau aseng). Anjing Kintamani berevolusi, mungkin dari serigala atau anjing liar di Pegunungan di Kintamani yang kemudian jinak dan bersahabat dengan manusia.
Meski JungKook leluhurnya asli dari Kintamani, Bali, tapi dia lahir di Bogor. JungKook anjing ras, tapi tidak punya stambum alias kode tatto di telinga dan tidak ada akta kelahiran (seperti lazimnya anjing-anjing ras lainnya), karena tujuanku mengadopsi dia bukan untuk disekolahkan atau diikutkan di lomba atau kontes (dan pastinya tidak ada BLT apalagi kartu pra kerja), cukup vaksin dan obat agar ia sehat dan bahagia di rumah kami saja.
Mengapa nama anjing ke-Barat-baratan, atau kini ke-Korea-korean? Anda bisa bayangkan sendiri misalnya nama anjing pakai nama-nama lokal, tentulah akan banyak yang protes yang punya nama yang sama. Bayangkan kalau kasi nama anjing: andi, bahtiar, yono, adi, hendra, ita, alam, pastilah yang punya nama-nama itu akan ngamuk. Sekalipun aku kasi nama “guntur” misalnya, aku tidak ngamuk (dipanggil “anjing” di medsos pun aku malah nyengir), tapi yang punya nama “guntur” selain aku, pastilah tidak terima.
Jangankan dimiripkan dengan nama anjing, dulu yang punya sedan Vios saja tidak terima dan protes ke Toyota saat dijadikan armada taxi, akhirnya yang di armada taxi diganti nama jadi Limo, yang mobil pribadi namanya tetap Vios. Padahal Vios garis miring Limo.
Mungkin ada yang usul begini: bagaimana kalau nama-nama anjing biar tidak keBarat-baratan dan keKorea-koreaan tetap pakai nama lokal yang dikenal tapi bukan nama orang atau nama sebutan yang tidak disukai? Tujuannya menghindari protes.
Misalnya apa? Abu Jahal, Abu Lahab, Kadrun, Cebong, Kampret, Dajjal, Iblis, Setan, Kuntilanak, Kolor Ijo dll? Ya gak cocok juga, karena anjing-anjing itu dikasihi, disayang, masa dikasi nama dan istilah yang kita gak suka atau malah dibenci.
Hingga momen ini, nama-nama anjing masih impor, kecuali citra anjing di sini bisa berubah, tidak lagi ditakuti, dibenci tapi disayangi. Di masyarakat pecinta anjing, nama dipakai merupakan kebanggaan.
Saya bayangkan kalau nama ‘guntur’ dipakai nama anjing di komunitas itu “guntur.. guntur…” kemudian dia dipeluk-dipeluk, disayang-disayang, jadi teman paling setia, bayangan yang indah dan menyenangkan. Tapi kalau “guntur… guntur” ditimpuki, dimaki najis, dibully, diracun, aduh sedih sekali… “guntur mati diracun” duh bayangin aja sudah bikin sakit dada.
Anjing Kintamani, mirip Husky. Moody, dan suka ngorek-ngorek tanah, agak songong, tapi bedanya dia bisa menggonggong keras, agresif, susah kenal sama orang baru, cocok jadi bel pintu rumah.
Seperti JongKook dari Korea, JongKook van Kintamani ini pun jadi “vokalis” di gerbang rumah.
Mohamad Guntur Romli
Tags In



Terkini
- Memilih Ganjar Pranowo, Meneruskan Jokowi Membangun Indonesia
- Ayat Al-Quran yang Sering Dipakai oleh Teroris
- Mengapa Koalisi Anies Gagal Deklarasi Pencapresan?
- Halloween: Saudi Kebarat-baratan, Indonesia Kearab-araban
- Tahun 2024, Mereka Ingin Khilafah Berdiri di Indonesia
- Hidupkan Soekarno, Keberanian Politik Perdamaian Jokowi untuk Rusia-Ukraina
Categories
- Berita (110)
- Santuy (5)
- Siaran Pers (31)
- Tulisan (180)
- Video Cokro TV (15)