Masjid Al-Aqsha Antara Penjajahan Israel dan Panggung Politik Hamas

Masjid Al-Aqsha adalah kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum diubah ke Ka’bah di Makkah. Masjid ini merupakan tujuan Isra’ Nabi Muhammad Saw dari Masjid Al-Haram Makkah, kemudian Mi’raj ke Sidratul Muntaha.

Masjid Al-Aqsha termasuk tiga masjid suci setelah Masjid Al-Haram Makkah (di dalamnya, Baitullah Ka’bah) dan Masjid Nabawi Madinah.

Dalam perlawanan melawan penjajahan Israel, Masjid Al-Aqsha adalah kekuatan perjuangan rakyat Palestina. Andai tak ada Masjid Al-Aqsha, mungkin Palestina sudah tidak ada lagi.

Saking takutnya tentara Israel pada keagungan Masjid Al-Aqsha ini, meskipun mereka menang perang tahun 1967 yang dilanjutkan mencaplok Yerussalem Timur: Al-Quds, lokasi Masjid Al-Aqsha–sebelumnya wilayah ini dari tahun 1948-1967 dikuasai oleh Kerajaan Yordania–tapi tentara Israel tidak berani menyentuh Masjid Aqsha ini.

Israel bisa menjajah tanah Yerussalem Timur, tapi Perdana Menteri Israel saat itu Levi Eshkol menyerahkan pengelolaan Masjid Al-Aqsha pada Lembaga Waqaf Kerajaan Yordania yang berlalu hingga saat ini bersama Otoritas Palestina (PA). Karena statusnya sebagai daerah jajahan, polisi dan tentara Israel tetap berada di luar pagar Masjid Al-Aqsha, meskipun di dalam dikelola oleh Lembaga Waqaf dari Kerajaan Yordania dan Otoritas Palestina.

Namun sayangnya Masjid Al-Aqsha saat ini sering disabotase dan dijadikan kampanye politik Hamas dalam melawan rivalnya Fatah dan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Sering terjadi bentrok antara pendukung Hamas ini dengan tentara dan polisi Israel. Pedukung Hamas mulai memprovokasi dengan teriakan-teriakan hingga lemparan batu pada polisi dan tentara Israel yang awalnya ada di luar pagar Masjid, kemudian pendukung Hamas lari ke dalam masjid, polisi dan tentara Israel yang memang brutal, terpancing untuk masuk ke dalam kompleks Masjid dengan dalih memburu ‘perusuh’. Dengan dalih mereka dilempar batu, polisi dan tentara Israel melepaskan tembakan peluru karet dan gas air mata serta menangkap pendemo dengan kasar.

Kebrutalan polisi dan tentara Israel hanya bisa diselesaikan kalau Pemerintah Israel mau menarik mundur aparat keamanannya dan membebaskan tanah Yerussalem Timur dari penjajahan.

Masjid Al-Aqsha Jadi Mimbar Politik Hamas

Saya mulai dari kejadian hari Jumat 21 Mei 2021 setelah adanya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Hamas menguasai Jalur Gaza, sedangkan Fatah menguasai Tepi Barat, namun pendukung Hamas juga banyak di Tepi Barat dan Al-Quds (Yerussalem) lokasi Masjid Al-Aqsha.

Di area kompleks Masjid Al-Aqsha, Jumat 21 Mei 2021 pendukung Hamas menggelar demo, menyerukan dukungan pada Kataib Izzuddin al-Qassam (Brigade Izzuddin Al-Qassam) Sayap Militer Hamas.  (aljazeera https://twitter.com/ajmubasher/status/1395713657946976265?s=19)

Yang bikin miris pendukung Hamas tak hanya menyerukan mendukung Hamas dan Brigade al-Qassam, mereka juga mengecam dan mencemooh Presiden Palestina Mahmud Abbas. Hanya karena perbedaan partai politik. Mahmud Abbas dari Partai Fatah, rival Hamas. https://twitter.com/ShehabAgency/status/1395753812271542272?s=19

Di dalam masjid, pendukung Hamas berusaha mengusir Mufti Palestina Syaikh Muhammad Husain yang ada di atas mimbar masjid dengan teriakan: Barrah… Barrah.. (Keluar keluar…) Ruuuh inda Abu Mazen, ihna rijalu Muhammad Dhif (Pergi sana ke Abu Mazen/Mahmud Abbas, kami ini tentara Muhammad Dhif/Komandan Brigade al-Qassam Hamas).

Menurut Kantor Berita Shehab Agency yang pro Hamas memberitakan melalui akun twitternya bersama cuplikan video, pendemo itu menghentikan Khutbah Jumat Mufti Palestina Syaikh Muhammad Husain. (https://twitter.com/ShehabAgency/status/1395718535112966146?s=19).

Kantor berita Al-jazeera juga menyebut di twitnya dengan informasi yang sama: https://twitter.com/ajmubasher/status/1395758477004390404?s=19

Namun menurut dua orang saksi mata yang salah satunya adalah penjaga di Masjid Al-Aqsha, sahabat dari Ust Hamdi at-Thahiri, demo terhadap Mufti Palestina Syaikh Muhammad Husain terjadi setelah shalat Jumat karena Mufti tidak menyinggung soal perlawanan Hamas di Gaza dan mereka yang gugur dalam peristiwa itu.

Saya sebenarnya ragu dengan informasi dari Kantor Berita Shehab Agency ini karena banyak foto yang beredar shalat Jumat dengan tertib di Masjid Al-Aqsha pada hari Jumat 21 Mei 2021. Kalau benar Khutbah Jumat dihentikan, pastilah Shalat Jumatnya sudah batal semua.

Namun setelah Jumatan kembali terjadi bentrokan antara polisi dan tentara Israel dengan kelompok pendemo. Mulai dari lemparan batu, saling kejar, tembakan peluru karet dan gas air mata. Saat berhasil mempermalukan tentara Israel, media-media yang umumnya pro Hamas  menyebarkan cuplikan video ini yang berisi seorang tentara Israel yang lari terbirit-birit yang dihadang dan diserang oleh orang di sana https://twitter.com/ShehabAgency/status/1395714809975484418?s=19

Shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsha Jadi Kampanye Politik Hamas

Shalat Idul Fitri hari Kamis 13 Mei 2021 di Masjid Al-Aqsha pun dinodai kampanye politik Hamas. Ada yang menyebut belasan ribu sampai ratusan ribu orang shalat Idul Fitri dengan tertib di Masjid Al-Aqsha di Al-Quds (Yerussalem) sementara pada hari itu, sedang terjadi perang antara tentara Israel dengan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

Dokumentasi foto Umat Islam shalat Idul Fitri dengan tertib dan aman

 https://twitter.com/ShehabAgency/status/1392684743569907712?s=19

Setelah sholat, ada kebahagiaan yang terpancar dari anak-anak Palestina di sana

https://twitter.com/ShehabAgency/status/1392699253001265154?s=19

Tapi sayangnya, kesucian kompleks Masjid Al-Aqsha dan kegembiraan Hari Idul Fitri dinodai kampanye politik Hamas oleh pendukung-pendukung Hamas di Masjid Al-Aqsha. Mereka menggelar demo dan memasang spanduk-spanduk besar yang berisi foto tokoh-tokoh Hamas seperti Ismail Haniyyah (Ketua Biro Politik Hamas), Khalid Misyal (Ketua Biro Politik Hamas di Luar Negeri) dan lain-lain. Pendukung Hamas memasang spanduk-spanduk itu di pilar-pilar dan pagar-pagar Masjid Al-Aqsha.

Foto Ismail Haniyyah Ketua Hamas di Pagar Masjid Al-Aqsha
Foto tokoh-tokoh Hamas di spanduk yang ditempelkan di Pilar Masjid Al-Aqsha, ada foto Ismail Haniyyah, Khalid Misyal dll

Dokumentasi foto di sini

https://twitter.com/ShehabAgency/status/1392733961856733184?s=19

https://twitter.com/ShehabAgency/status/1392696492331311107?s=19

Tarawih, I’tikaf dan Ramadhan Kampanye Politik Hamas

Shalat tarawih dan kegiatan-kegiatan ibadah umat Islam di Masjid Al-Aqsha pun tak lepas dari demo dan kampanye politik Hamas, khususnya di sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, ada I’tikaf dan Peringatan Lailatul Qadar.

Jumat 7 Mei 2021 setelah shalat Jumat, Pendukung Hamas menggelar demo mendukung Hamas sambil berteriak Siirii Siirii Ya Hamas, Intal Midfa’ wa Ihna Rashash (Ayo gerak, ayo jalan Hamas, kamu senjatanya, kami pelurunya) mereka juga bertariak dukungan pada Hamas dan Komandan Brigade al-Qassam Hamas Muhammad Dhif

https://www.instagram.com/tv/COkfHVRnADO

Pendukung Hamas juga mengibarkan bendera Hamas lebih banyak daripada bendera Palestina

https://www.instagram.com/p/COk_fO2nn1m

Terus berteriak dukungan pada Komandan Brigade al-Qassam Hamas, Muhammad Dhif

https://www.instagram.com/tv/COkcXvMH-r5

Pada hari Minggu 9 Mei 2021, malam 27 Ramadhan pendukung Hamas menggelar demo kembali dengan teriakan dukungan pada Hamas yang kemudian terjadi bentrok dengan aparat keamanan Israel, kemudian secara brutal aparat keamanan Israel masuk ke dalam masjid dengan dalih memburu perusuh tapi menyerang secara membabi-buta jamaah yang sedang i’tikaf dengan melepaskan gas air mata dan peluru karet sehingga banyak korban yang jatuh.

Pendukung Hamas menggelar demo di luar masjid, berteriak Nahnu Rijaluka Ya Hamas (Kami Pasukan Kamu Hai Hamas)

https://www.instagram.com/tv/COohYMGHAPK

Pada hari Senin 10 Mei 2021 kemudian pecah perang antara Hamas di Gaza dan tentara Israel. Hamas melontarkan terlebih dahulu sekitar 200 roket ke arah Israel sebagai bentuk protes karena sudah memberikan ultimatum kepada Israel untuk menarik pasukannya dari Masjid Al-Aqsha pada hari Senin 10 Mei 2021 pukul 06:00 pagi waktu setempat dan protes terhadap pengusiran warga-warga Palestina di kampung (hayy) Syaikh Jarrah Yerussalem Timur.

Dengan dalih membela diri dan membalas serangan Hamas, tentara Israel menyerang Gaza melalui serangan udara yang kemudian perang berlangsung selama 11 hari. Hingga gencatan senjata disetujui dua belah pihak pada dini hari pukul 02:00 Jumat 21 Mei 2021 kemaren.

Kita berdoa semoga tidak ada perang lagi di Palestina karena rakyat-rakyat sipil yang jadi korban. Semoga Palestina bebas dan merdeka dari Penjajahan Israel, menjadi negara yang kuat dan berdaulat dan Masjid Al-Aqsha kembali ke umat Islam. 🤲

Mohamad Guntur Romli