Partai-partai Arab di Israel, Dari Komunis, Anti-Zionis, Sekuler dan Islamis
Partai-partai Arab di Israel, Dari Komunis, Anti-Zionis, Sekuler dan Islamis
Dalam koalisi pemerintahan Israel terbaru yang tujuannya menjatuhkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, partai-partai Arab-Israel bergabung dengan Tokoh Tengah: Yair Lapid dari Yesh Atid dalam komposisi pemerintahan.
Selama 12 tahun pemerintahan Netanyahu, partai-partai Arab ini memang memilih menjadi oposisi. Kini mereka bergabung dalam sebuah koalisi ‘minyak dan air’ karena dalam koalisi tersebut ada kelompok kanan di Israel seperti Naftali Bennet dari Yamina dan Gideon Saar dari New Hope yang anti ‘Negara Palestina’.
Keturunan Arab yang menjadi warga negara Israel memiliki populasi 21 persen dari seluruh warga Israel. Populasi ini semakin naik di setiap sensus penduduk. Mereka sering disebut ‘Arab-Israel’. Ada juga sebutan ‘Arab 48’ karena mereka adalah orang-orang Arab yang bertahan kemudian menjadi warga Negara Israel sejak 1948–baik karena pilihan atau karena terpaksa.
Secara agama, warga Arab-Israel memeluk Islam Sunni (84%), Kristen (8%), Druze (8%). Khusus Druze mereka sebenarnya sudah tidak mau lagi disebut “Arab-Israel” mereka maunya disebut “Israel-Druze” sebagai grup sosio-politik baru di Israel.
Dalam politik, tokoh-tokoh Druze memang bisa menyebrang dan memihak pada kelompok kanan di Israel, misalnya bergabung dengan Partai Likud. Contohnya Fathin Mulla yang menjadi elit di Likud sebagai Wakil Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Orang-orang Druze di Israel juga tidak mau memilih dan bergabung dengan partai-partai Arab di Israel. Namun karena orang-orang Druze berbahasa dan berbudaya Arab, tetap dimasukkan ke dalam “Arab-Israel”.
Dalam komposisi Parlemen Israel (Knesset) tahun 2021 ada 4 partai Arab-Israel yang memiliki kursi di Parlemen.
Yang terbesar adalah Al-Qaimah al-Arabiyyah al-Muwahhadah (RAAM) dengan 4 kursi yang berhaluan Islamis dan Anti-Zionis. Diketuai oleh Mansur Abbas, seorang warga negara Israel yang beragama Islam Sunni dan dikenal tokoh pergerakan Islam di Israel. Dari sisi pandangan agama keislaman, Mansur Abbas dikenal konservatif, seperti dia menyatakan agar kelompok LGBG diterapi agar sembuh. Tapi anehnya, dalam relasi damai dan hubungan politik Israel dengan negara-negara Arab Teluk seperti Emirat dan Bahrain, Abbas dikenal menentang Kesepakatan Ibrahim (Abraham Accords).
Selain RAAM ada pula blok koalisi partai Arab Israel yang dikenal dengan nama Join List (Al-Qaimah al-Musytarakah) yang punya 6 kursi di Parlemen Israel yang diketuai oleh Ayman Audah yang mengaku tidak memiliki agama. Ayman adalah Ketua parpol Al-Jabhah Ad-Dimuqrathiyyah Lis Salam wal Musawah dikenal dengan singkatannya Hadash, parpol Sekuler berhaluan Anti-Zionis, Komunis, Marxis-Leninis yang pro ‘Negara Palestina’ di internal Israel. Hadash memiliki 3 kursi di Parlemen Israel.
Dalam Join List ada parpol Arab Israel lain bernama Balad singkatan dari At-Tajammu’ Al-Dimuqrathi al-Wathani yang diketuai oleh Sami Abu Syihadah yang berhaluan Pan-Arabisme, Anti-Zionis, Kiri yang didirikan oleh seorang intelektual Arab-Israel yang terkenal: Azmi Bisyarah yang kini menjadi warga negara Qatar. Balad punya 1 kursi di Parlemen Israel.
Selanjutnya Ta’al, al-Harakah al-Arabiyyah Lit Taghyir (Gerakan Arab untuk Perubahan) dengan 2 kursi di Parlemen Israel yang diketuai Ahmat at-Thibi yang dulunya mantan politisi parpol Balad. Ta’al berideologi Sekuler dan pro ‘Negara Palestina’.
Meskipun politisi-politisi Arab Israel itu berbeda ideologi ada yang Islamis, tidak beragama dan sekuler tapi mereka disatukan oleh cita-cita yang Pro Negara Palestina dan Anti-Zionisme.
Inilah yang menjadi masalah saat membangun koalisi dengan blok kanan Israel seperti Yamina dan New Hope yang pro Zionis dan anti Negara Palestina.
Sampai kapan koalisi ini bertahan?
Mohamad Guntur Romli
Terkini
- Tiga Langkah Jenius Megawati Saat Pencapresan Ganjar Pranowo
- Memilih Ganjar Pranowo, Meneruskan Jokowi Membangun Indonesia
- Ayat Al-Quran yang Sering Dipakai oleh Teroris
- Mengapa Koalisi Anies Gagal Deklarasi Pencapresan?
- Halloween: Saudi Kebarat-baratan, Indonesia Kearab-araban
- Tahun 2024, Mereka Ingin Khilafah Berdiri di Indonesia
Categories
- Berita (110)
- Santuy (5)
- Siaran Pers (31)
- Tulisan (181)
- Video Cokro TV (15)


